Last meet? are you sure?
beberapa waktu yang lalu aku mengikuti acara yang dibuat oleh teman seperjuanganku..
lebih tepatnya acara berbuka bersama dengan orang-orang yang telah mempunyai jalannya sendiri menempuh hidupnya. melihatnya saja sudah membuatku kesal. yah tadinya aku tidak ingin datang.
toh.. untuk apa aku datang? mereka hanya menyadari diriku saat aku datang menghampiri mereka, akan tetapi saat aku berada di tengah mereka? bagaikan bongkahan batu di laut yang luas. entah apa yang mereka pikirkan pun aku tak bisa bayangkan. hanya komentar-komentar yang tidak berguna yang aku lontarkan.
ingin sekali aku terdiam. tidak melakukan suatu yang bodoh, layaknya temanku itu. bagiku aku mempunyai teman itu, entah ia menganggapku atau tidak. ia dapat menahan diri, membiarkan semua yang berlalu begitu saja. ia bagaikan awan cerah. awan yang berlalu di laut dapat menyerap air yang dikeluarkan laut, membuatnya berubah warna menjadi legam. tapi tetap, ia tidak termakan olehnya. lalu ia akan melemparkan apa yang telah diserapnya di tempat lain. di tempat yang lebih berguna, ditempat dimana ia dibutuhkan. ditempat dimana apa yang ia serap itu diinginkan. yaa.. membuat hijau seluruh tempat.
bagaimana aku menjadi dirinya? lebih tepatnya, pola pikir yang seperti itu. aku bagaikan ikan kecil, mengikuti arus laut. bergantung pada laut. jika bertemu ikan lainnya, maka mereka akan menjauh. lalu dengan cekatan, aku akan berusaha mendekatinya. untuk apa? apa yang mereka inginkan dengan ikan kecil sepertiku? nyatanya pun jika aku bertemu ikan yang lebih besar, aku akan termakan olehnya. tidak dapat berbuat apapun. dicerna dan habislah sudah.
disaat itu pun terdapat ikan besar. melihatnya saja sudah membuatku merinding. padahal ia hanya terdiam, tidak melakukan pergerakan yang berarti. ia hanya mengikuti arus sepertiku, tapi dengan ukurannya ia dapat menghalau arus yang datang hanya dengan berdiam diri. sungguh pengaruh yang luar biasa darinya, mungkin saja ia dapat melawan arus yang datang>? akan tetapi tiba-tiba ia mendekati diriku, aku pucat pasi dibuatnya. cucuran keringat mengalir deras mengikuti raut muka yang aneh. tapi seperti yang lainnya, aku hanya ikan kecil. ia tidak menyadari kehadiranku, lalu pergi berlalu begitu saja.
sebagai ikan kecil ini, aku selamat! tapi dilain tempat aku merasa tidak berguna. kehadiranku saja tidak disadarinya, mana sempat aku dipikirkan olehnya. yaahh inilah aku sebagai ikan kecil yang pukulannya tidak berarti bagi siapapun. peranku hanyalah sebatas diriku, mereka tidak akan menyadari pergerakanku karna terlihat aku hanya mengikuti arus. aku jadi teringat dengan patrick :
"Tak apa kawan. Aku mungkin hanya bintang laut yang jelek. Lebih baik aku pergi dari Bikini Bottom. Ini, ambil saja barang-barangku. Tapi aku tak pernah mengambil jaringmu kawan."
0 comments:
Post a Comment
Thanks for read my post. good readers always leave a footstep